Ketika
memperhatikan seorang pastur dan pendeta, apa yang terlintas dalam benak
anda? Bagi saya, nampak sebuah perbedaan yang amat kentara. Dari
segi pelayanan, maupun yang paling kontras dari segi penampilan. Pastur
perlente? Mungkin bagai mencari jarum diantara tumpukan jerami. Namun jika
melihat pendeta perlente? Mungkin bagai mencari mutiara diatas pasir berwarna
hitam, begitu berkilau, dan berbeda, dan mudah sekali didapatkan tentunya.
Namun pada jaman Rasul tak ada yang perlente, baik Simon Petrus sampai Paulus.
Simon Petrus tidak suka tampil dandy ataupun membawa
banyak perlengkapan ketika mewartakan firman Tuhan, demikian juga dengan
Paulus. Namun pada jaman ini, banyak sekali hamba Tuhan yang sering kali
berbicara lantang tentang kehidupan surgawi namun penampilannya sendiri amat
duniawi. Tak jarang mereka membicarakan kehidupan selebriti yang sangat borjuis
ataupun kehidupan jemaat yang serba gemerlap, namun kehidupan mereka tak
ubahnya selebriti dan jemaat yang mereka bicarakan tersebut.
Sebenarnya
hal apakah yang membuat saya menulis tentang hal ini? Gerah!!!
Saya tidak mengeneralisir bahwa semua pendeta seperti
itu, karena masih banyak pendeta yang hidup dalam kesederhanaan dan jauh dari
kesan glamor, pendeta yang tak mematok tarif kotbahnya dengan rupiah, pendeta
yang tak mematok standar harus “diistirahatkan” di hotel berbintang
tujuh, ataupun harus dipesankan kelas VIP bahkan VVIP .
Banyak
juga misionaris yang berkelana dengan bawaan seadanya. Masuk keluar hutan, turun naik bukit,Ditolak,
dihina, dipukul bahkan dianiaya. Mereka tidak cengeng, mereka tetap maju tak
gentar, seperti yang terjadi di pinggiran Thailand
dan juga di pinggiran India.
Tak tanggung-tanggung, pelayanan mereka tidak seinstan pendeta jaman sekarang,
bahkan yang di India saja memakan waktu 16 tahun lamanya baru bisa menjadi
besar dengan berdirinya banyak gereja dengan umat yang mulai mengenal Yesus
Kristus dari sebelumnya yang tidak tahu siapakah Yesus Kristus. Ketika melihat
pelayanannya pun, banyak hal yang menunjukkan
bahwa mereka ( misionaris ) benar-benar mencari umat yang benar-benar belum
mengenal Yesus, bukan rebutan sesama jemaat satu gereja.
Ada salah satu kejadian yang cukup lucu dan juga
mengharukan, ketika sang misionaris menanyakan Yesus Kristus dengan membagikan
traktat, orang-orang yang ditanya dengan polosnya menjawab, “Tidak kenal!”. Bahkan ada yang
mengatakan, “Coba tanyakan saja disebelah sana, mungkin Dia (Yesus) tinggal
didesa sebelah sana!”.
Namun
ironi dan pada faktanya, banyak sekali pendeta di jaman sekarang yang amat modis,
tampil perlente dan dendy, serta sangat konsumtif. Pernah lihat potongan rambut Pdt
Gilbert? Seperti abg alay jaman sekarang. Bajunya pun selalu trendy, dan penuh
warna warni,dan tentunya juga tak ketinggalan parfumnya yang tidak mungkin
dibeli dengan harga kaki lima.
Banyak
sekali pendeta centil jaman sekarang yang ingin tampil berbeda dan menjadi
pusat perhatian. Yang amat menyedihkan ketika seorang pendeta tampil, bukan
kotbahnya yang menjadi pusat perhatian, namun penampilannya. Banyak pendeta
yang hanya ingin tidur di hotel berbintang atau di ruangan
yang harus ber-AC. Padahal Simon Petrus maupun Paulus yang jauh lebih
luarbiasa dari mereka semua, tidak pernah merasakannya.
Jika mereka berdiri dengan seorang motivator, lalu apa beda yang akan terlihat
secara jelas diantara keduanya? Tak ada, karena tentu keduanya jika
dilihat sepintas akan nampak sama, dan pasti sama sama membawa ipad.
Dengan berkembangnya jaman, tentunya pendeta yang membawa alkitab akan
dikatakan pendeta yang ketinggalan jaman.
Kedua-duanya juga akan sama perlente dan rapih, tampil
menarik dan berkata dengan kata-kata manis yang luarbiasa……
Bagaimana kabar anda hari ini saudara-saudara? Disatu
sisi menjawab luarbiasa, dilain sisi menjawab SUPER….
Disatu sisi mengatakan, “Saudara-Saudara yang
dikasihi Tuhan…..”, disisi lainnya mengatakan, “Saudara-Saudara
yang baik hatinya…”
Jika menjadi hamba Tuhan, lalu semua kemewahan harus
melekat pada mereka? Jika ya, tolong diberitahukan apa alasan dan dasarnya.Apa
lalu mereka akan membela diri dengan mengatakan bahwa dengan mengikuti Tuhan
maka hidup mereka jadi naik level menjadi serba mewah dan serba berkelas?
Membela diri dan mengatakan bahwa semuanya itu pemberian dari Tuhan?
Lucu, sungguh lucu, karena jika mereka mengganggapnya
benar, dan meyakinkan diri mereka sendiri bahwa semuanya adalah pemberian dari
Tuhan karena loyalitas mereka, maka pertanyaannya, “Sejak kapan Tuhan
memberikan kemewahan bagi semua hamba-hamba Nya ketika mewartakan frimanNya?”
Apakah Yusuf yang menjadi pemimpin di Mesir? Siapakah Yusuf? Apakah Yusuf
adalah seorang pendeta?
Banyak
pendeta yang tidak mau naik kelas ekonomi, karena katanya melayani Tuhan. Banyak
pendeta yang memakai mobil dengan harga ratusan juta, dan anak-anaknya sekolah
di luar negeri. Jika memikirkan semua itu, sebenarnya pendeta itu profesi untuk
mengeruk kekayaan atau untuk mewartakan firman Tuhan atau jika tak mengakui,
apakah jabatan dan pekerjaan sebagai pendeta hanyalah kerja sambilan alias
kerja sampingan semata? Saya jadi miris jika melihat pendeta yang merasa super
duper modern,lalu dibandingkan dengan Rasul Simon Petrus, ataupun Paulus , lalu
apa komentar anda?
Sahabat baik saya bercerita tentang kelakuan beberapa
pendeta yang mengajukan syarat-syarat mahal jika mengundangnya untuk melayani
di kotanya. Berapa persembahan yang harus diberikan, hotel berbintang
seperti apa yang menjadi tempat menginap, dan juga jumlah dayang-dayang yang
menyertainya. Astaga!
Kotbah harus menggunakan Ipad, dengan pakaian perlente
dan parfum yang mahal. Namun dilain sisi, para pastur berseragam dan pakaiannya
menunjukkan kesederhanaan. Walaupun sayangnya hanya untuk sekelas pastur saja.
Melihat tingkah para pemuka agama, membuat saya merasa ngeri karena
pakaian yang mereka kenakan seolah - olah menunjukkan mereka adalah orang-orang
berkuasa didunia yang tidak berdosa.
Pemuka agama dan ahli taurat pada jaman Yesus pun
berpakaian dengan baju kebesarannya, mewah dan sepertinya butuh dihormati bak
raja.Untuk apa semuanya itu? Untuk ptantang ptenteng atau unjuk gigi, mengkliam
bahwa diri mereka adalah utusan Tuhan atau pembela Tuhan?
Kadang penampilan itu menjadi batu sandungan yang membuat
para hamba Tuhan menjadi pewaris neraka.
Sah-sah saja mungkin jika seseorang menyanggah saya
dengan mengatakan, “Jaman telah berubah kawan… tidak bisa disamakan lagi antara
jaman Rasul Petrus ataupun Paulus dengan jaman sekarang”
Seandainya saja mau jujur, saya garis bawahi ini kalau
mau jujur. Sebenarnya apa sih motivasi mereka untuk terlihat seperti itu?
Berikut ini mungkin alasan yang muncul di permukaan
“Oh… saya
menjangkau anak muda kawan..… dan tentu saja penampilan saya harus
menyesuaikan dengan mereka ‘kan?
Dan saya akan diberitahu tentang ayat ini, 1 Korintus 9:23 Segala
sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian dalamnya.
Betulkah begitu? Apa yang telah mereka lakukan bagi
anak-anak muda itu? Betulkah Firman yang menyentuh kedalaman hati mereka atau
sekedar menyenangkan mereka saja? Atau karena hanya supaya terlihat ‘bergaya
muda’?
Sahabat saya membagi pengalamannya kepada saya. Dia
banyak memberitakan Firman kepada anak-anak muda, dulu dia pikir dia harus
‘menjadi’ seperti mereka, tampil seperti mereka, supaya bisa menjangkau
anak-anak muda itu. Tetapi ternyata itu salah! Karena dia mendapati fokusnya
telah bergeser jauh, dia menjadi lebih mengutamakan “menjadi seperti
mereka”, bukannya menjadi seperti TUAN-NYA yakni Kristus untuk
“bisa mengerti mereka”
Lebih jelasnya, mari kita lihat contoh UTAMA kita, yakni YESUS
KRISTUS.
Memang dia menjadi MANUSIA untuk bisa menyelamatkan
manusia, tetapi apakah lalu dia menjadi “seperti mereka” supaya bisa menjangkau
mereka? Ha ha ha! Mari perjelas kacamata kita.
Yesus memberikan PRIORITAS nya adalah melakukan apa yang
BAPA katakan.
Mari kita lihat waktu dia mengetuk hati Zakheus, waktu
dia menyentuh hati para pemungut cukai, waktu dia berbicara kepada perempuan
samaria, waktu dia berbicara kepada perempuan yang kedapatan berdosa. Bukannya
YESUS menjadi diriNYA sendiri dan tidak menjadi seperti kebanyakan orang???
Jika para pendeta itu mengaku sebagai Hamba-Hamba
KRISTUS, lalu mengapa mereka tidak mencontoh pada TUHAN mereka sediri yang nota
bene adalah YESUS KRISTUS?
INJIL yang di jaman Rasul Paulus dengan bangga
menuliskan, I Korintus: 9:16 Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai
alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah
aku, jika aku tidak memberitakan Injil.
Namun sungguh disayangkan INJIL masa kini telah menjadi
KEMEGAHAN semu…
Ketika seorang pendeta mengatakan “TUHAN BERKATA KEPADA
SAYA….” Atau Ketika pendeta berkata, MENDAPAT PENGLIHATAN, Dan yang lebih parah
lagi yang mengatakan telah piknik ke neraka, atau ,mengunjungi surga. Jika
mereka erapkali mengatakan tentang semua hal yang saya sebutkan, tentunya saya
pun boleh mengatakan hal yang sama dengan mereka bukan?
INI yang saya ingin katakan pada semua yang membaca blog
ini, bahwa saya juga “mendapat penglihatan dalam mimpi saya”. “Penglihatannya”
adalah banyak pendeta besar yang terkenal di Indonesia masuk neraka,…saya
melihat banyak pendeta seperti Gilbert, Tony Daud, Eku Hidayat, Harun Yahya,
Vera Setiawan, dan banyak sekali pendeta lainnya,yang tidak saya tahu namanya
satu persatu,bahkan sampai pendeta Petrus Agung pun berada dalam neraka yang
menyala nyala. Ketika saya bertanya kepada Tuhan, kenapa mereka semua bisa
masuk neraka Tuhan? Tuhan pun berkata :
Pendeta yang suka menyombongkan diri, berbicara bukan
atas dasar alkitab namun bercerita lebih menitik beratkan kepada pengalaman
pribadi dan bukan yang AKU katakan untuk diberitakan, TIDAK LAYAK BERSAMA
DENGAN AKU.
Pendeta yang hanya suka pamer barang-barang yang digunakannya, yang seringkali
menyombongkan dirinya, serta mengatakan bahwa dirinya sering ke luar negeri
atau mengunjungi banyak negara, namun tidak memberitakan tentang AKU dengan
dedikasinya, TIDAK LAYAK BERSAMA DENGAN AKU.
Berapa kadar mereka mengabdi padaKu dan mengabdi pada
kepentingan mereka sendiri di dunia?
Berapa kadar mereka memberikan keikhlasan dalam
berinvestasi bagi keuangan kerajaan surga dibanding pada kehidupan keluarga
mereka didunia?
Mereka penggembala yang tak kalah dengan yang
digembalakan dalam urusan dunia, untuk itu mereka tidak layak bagiKu.
Setelah selesai mengatakan itu lalu saya terbangun. Lalu
apakah saya tidak boleh mengatakan tentang penglihatan saya seperti halnya
mereka mengatakan telah mendapat penglihatan, yang mengatakan telah piknik ke
neraka, atau
mengunjungi surga bahkan seolah mengatakan pada dunia
bahwa mereka mendapat wahyu baru yang nota bene tidak akan terjadi lagi seperti
yang dikatakan Yohanes, “Aku bersaksi kepada setiap
orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: “Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan
kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini. Dan jikalau
seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini,
maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota
kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini.” Wahyu 22:18-19
Jika para pendeta tetap bersikeras mengklaim bahwa apa
yang didapatnya adalah wahyu dari Tuhan, untuk itu ajaran alkitab tak bisa lagi
dipercaya sebagai standar kebenaran, dan harus dilenyapkan.Alkitab menjadi
usang karena berisi sesuatu hal yang sudah basi dan tidak lagi konsisten. Jika
alkitab yang berisi firman Tuhan sudah tidak konsisten, lalu bagaimana dengan
janji Tuhan? Tentu akan menjadi basi dan mencla mencle.Jika jemaat mempercayai
semua perkataan menyimpang dari pendeta yang mengaku mendapat wahyu baru, maka
sudah sepantasnya mereka tidak bisa lagi untuk mempercayai semua firman Tuhan
karena Tuhan tidak konsisten dan berbohong.
Dengan keadaan seperti ini, siapa yang berani memilih
bahwa ajaran para pendeta yang menyimpang itu benar, dan Tuhan salah?
Mari kita lanjutkan.
Lihat kembali pada peringatan Yesus di Matius: 7:21. Bukan
setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan
Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Ups…! Stop Kawan! Anda tidak layak menghakimi dan bicara
atas nama penglihatan dari Tuhan…! Mungkin ada suara yang akan menyanggah saya
seperti itu. Atau mengatakan penglihatan ini bukan datang dari Tuhan melainkan
dari yang jahat. Jika benar, lalu mereka yang dinamakan hamba Tuhan mendapat
penglihatan dari Tuhan , sedangkan saya dari yang jahat?
Perlu anda tahu, penglihatan dalam mimpi bagi saya adalah
sekedar mimpi. Saya tidak mengatakan mendapat wahyu baru dari Tuhan. Juga
karena mata saya tertutup ketika bermimpi dan jelasnya saya tidak bisa melihat
dengan mata batin karena batin tentunya tidak punya mata.Lalu apakah saya harus
mengatakan kepada semua orang bahwa saya mendapat penglihatan dalam mimpi saya?
Atau karena saya bukan pendeta tentunya penglihatan saya dari yang jahat?
Kenapa mereka tidak mengatakan bahwa mereka bermimpi saja ? Kenapa mereka harus
mengatakan seolah-olah mereka benar-benar melihat sesuatu yang tidak mungkin
terjadi?
Apakah
mereka tidak takut dengan firman Tuhan dalam
Wahyu 22:18-19? Oh, ya, saya lupa, bukankah mereka mendapat
wahyu baru? Wahyu dari Hongkong?
Siapa yang tahu? Siapa yang bisa membuktikan benar atau
tidak benar? Jika ada yang bisa membuktikan, sama halnya dengan berharap
TUHAN muncul didunia, di awan-awan, lalu berkata, Hai semua anak-anakKu, bahwa
ajaran yang benar hanyalah ajaranKu, dan semua yang tidak mengenal Aku masuk
neraka…..
Baiklah! Tapi mari kita lihat bersama, dan mari
berperkara, sungguh – sungguhkah semua penglihatan itu berasal dari pada TUHAN?
Ingatlah sebuah WARNING penting di masa Perjanjian Lama
tentang PENGLIHATAN, Jawab TUHAN kepadaku: "Para
nabi itu bernubuat palsu demi nama-Ku! Aku tidak mengutus mereka, tidak
memerintahkan mereka dan tidak berfirman kepada mereka. Mereka menubuatkan
kepadamu penglihatan bohong, ramalan kosong dan tipu rekaan hatinya sendiri.
Sebab itu beginilah firman TUHAN mengenai para nabi yang bernubuat
demi nama-Ku, padahal Aku tidak mengutus mereka, dan yang berkata: Perang dan
kelaparan tidak akan menimpa negeri ini--:Para
nabi itu sendiri akan habis mati oleh perang dan kelaparan! Yesaya 14:14-15
Ooow…
maaf kawan! Ini jaman perjanjian baru dimana semua orang bisa mendapat penglihatan
seperti yang dijanjikan di Kisah Para Rasul 2:17-18 Akan terjadi pada hari-hari terakhir--demikianlah firman
Allah--bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka
anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan
mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat
mimpi. Juga ke atas hamba-hamba-Ku laki-laki dan
perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu dan mereka akan bernubuat. Mungkin sanggahan ini juga yang
akan diberikan kepada saya.
Baiklah!
Tapi bukankah masih ada Roh Kudus? Silahkan jujur… Dan….. tidak perlu
jujur kepada saya! Jujur saja masing-masing pribadi kepada dirinya masing
masing… Efesus: 4:30 Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah
memateraikan kamu menjelang hari penyelamatan.
Mungkin
semua yang mendengar cerita ini tidak akan menggubris sama sekali bahkan
mungkin menganggap saya mengada-ngada. Membicarakan kejelekan atau kebobrokan
yang tidak mau diungkap yang merupakan aib yang harus diketahui oleh para
penatua gerejawi. Kenapa dikatakan aib? Karena merupakan hal yang tabu
sepertinya untuk dibicarakan, namun terjadi penuh kenyataan, bak buah
simalakama, dimakan bapa mati, tidak dimakan, ibu yang matot (mati total).
Bagaimana
jika mau mengenal kata surga, jika hidupmu hanya mengurusi
penampilan,anak,istri, dan kepentingan duniawi lainnya. Jika mau benar-benar
menjadi hamba Tuhan seperti Simon Petrus, ataupun Paulus, bisakah menahan diri
untuk tidak melakukan cara kehidupan duniawi yang glamor termasuk didalamnya
berhubungan sex? Jawabannya klise, kok, mana tahan……?
Adakah
yang bisa menjadi Paulus Paulus sejati? Jika persentase mencapai angka seratus,
untuk kasus ini persentasenya akan mencapai seratus sepuluh persen, hanya saja
bukan seratus sepuluh persen bisa, namun tak mungkin!
Jika
angkanya berkisar satu sampai dengan sepuluh, maka kemungkinannya adalah
sebelas. Alias tidak bisa dan tidak akan pernah bisa.
Selain
itu,ketika seorang pendeta membicarakan orang lain, memaki agama lain,
menjelek-jelekan agama lain, berkata tidak sepantasnya di negara yang majemuk
ini, bukan simpati yang muncul dari semua perilaku tersebut. Melainkan
perasaan muak sebagai seorang pengikut Kristus. Jika banyak pemuka
agama lain yang hidup dalam kemajemukan ini suka dan amat getol menjelekkan
agama lain, biarkan saja, karena itulah yang membedakan kita dengan mereka,
bukan malah membuat para pendeta kita mengekor dengan banyak menyinggung
tentang mereka.
Namun
jika para penggembalanya sendiri tidak menunjukkan suatu sikap yang bisa jadi
teladan, sungguh celakanya negeri ini. Kenapa?
Karena
Pendeta adalah sebuah status yang diemban sama halnya ketika seorang pejabat
negara diangkat menjabat sebagai pejabat. Tidak ada satu pemisahan yang bisa
terjadi ketika seorang sudah diberi amanat sebagai pejabat. Selama dua puluh
empat jam dalam sehari tentunya jabatan itu harus selalu disandang tanpa bisa
diletakkan dalam sekejap.
Sama halnya dengan jabatan pendeta yang disandang oleh
mereka yang memilih profesi sebagai pendeta. Tak bisa sekejap pun mereka
berhenti atau di PAUSE untuk menjadi pendeta. Mereka harus mengembannya tanpa
jeda waktu. Itu lah sebuah pilihan yang sulit yang sepantasnya sudah harus
dipikirkan matang-matang ketika seseorang memutuskan menerima panggilan Tuhan
untuk menjadi pendeta.
Siapa yang tidak butuh uang, namun jika karena menjadi
pendeta status kehidupan ekonomi mereka meningkat naik dan naik dalam tiap
saatnya, maka layakkah mereka berkumpul bersama Tuhan di surga jika mereka kembali
padaNya?
JAWABANNYA
seperti yang dikatakan oleh Yesus Kristus :
Karena di mana hartamu berada, di situ juga
hatimu berada." Lukas 12:34
Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah
seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam
Kerajaan Allah." Matius 19:24
Lalu
apakah salah membicarakan aib ini? Apalagi yang membicarakannya seorang yang
mengaku pengikut Kristus. Memang benar, mungkin saya tidak dipilih untuk
menjadi pendeta, namun apakah lalu saya dikatakan kalah dalam hal berhubungan
intim dengan Tuhan? Lalu apakah dengan mengatakan semua
kenyataan ini saya tidak menjadi sekristen para pendeta itu?
Ketika
ketidakbenaran terjadi, bukankah masyarakat yang tidak berpangkat atau bukan
orang yang penting justru yang datang beramai-ramai melakukan
demonstrasi? Bukankah mereka berhak mengungkapkan pendapatnya demi tegaknya
keadilan?
Banyak
pendeta yang erapkali mengatakan dan menceritakan pengalamannya ke luar negeri,
seperti halnya Pdt Petrus Agung yang dengan gamblang mengatakan dalam
salah satu kotbahnya telah mengunjungi 40 negara di dunia. Lalu apa efeknya?
Lalu apa intinya? Apa yang perlu digarisbawahi ketika dia mengatakan telah
berkunjung ke 40 negara di dunia? Pamer? Hebat? Diurapi?
Sedikit - sedikit bilang dapat bisikan dari Tuhan, sedikit
- sedikit bilang dapat petunjuk dari Tuhan, sedikit
- sedikit tapi tidak sedikit.
Seperti
juga halnya pendeta yang erapkali bercerita membual bahwa mereka telah
mengalami perjalanan ke neraka, melihat surga, melihat banyak penyiksaan,
seperti salah satunya adalah Philip Mantofa yang telah dikupas habis
oleh Bung Hai Hai dalam blognya di Wordpress. Menjadikan alkitab sebagai
pendukung cerita mereka yang sama sekali tidak bisa dibuktikan kebenarannya.
Apakah
alih – alih hanya untuk mempopularitaskan dirinya agar bisa banyak melakukan
KKR demi sesuatu hal yang “tersembunyi?” dan karenanya Philip Mantofa
berkoar bahwa dirinya telah jalan – jalan ke neraka ( trip To Hell) ?
Saya tak
akan berkomentar dari caranya berkotbah yang berapi-api, menangis, membentak,
tertawa dan lalu bernyanyi, itu adalah caranya untuk bisa menarik perhatian,
namun bila apa yang dikatakannya adalah bualan bahwa dirinya telah melihat yang
tidak orang lihat, mendengar yang tidak orang dengar? Itu namanya SONTOLOYO!!!
Berbeda
dengan penuturan Joli, yang saya copas dari percakapannya di BLOSAS,mengenai
para pastur yang sederhana dan bersahaja baik dalam penampilan mereka, maupun
dalam “kera” mereka yang begitu diurapi. Tidak sekedar pandai berkata-kata,
namun lebih banyak berkarya dalam misi mereka di dunia , demikian petikannya :
Julia Ekajati :
18 September pukul 8:11 BLOSAS FACEBOOK
Di katolik juga ada yang misa penyembuhan. Kemarin waktu jemput
my bojo di rumah rempah, ada rombongan romo. Ada romo Rochadi dr Benhil jakarta, romo Harimurti dari Kalimantan (bukunya
banyak di toko), romo Niko dari Jayapura, papua. Mereka hadir bersama di solo.
Jalan, wedangan, ngobrol bersama mereka, banyak kesaksiannya. Keajaiban2 dan
penyembuhan di berbagai tempat di indonesia. Mendengarkan mereka berbicara,
juga guyon2, nampak biasa, intonasi dan caranya bersaksi. Rendah hati. Karena mereka menampakn kasih dan kuasa
Tuhan-nya, bukan keberhasilan diri nya. Doa, adl kekuatan mereka. Nanti
sore misa di gereja purbayan.
Mereka tak perlu menampilkan adegan dramatis dan
pencitraan, mereka juga tak perlu mengatakan pernah dibawa Tuhan ke neraka, ke
surga, atau ke pasar malam. Cukup melayani dengan sepenuh hati, tanpa cerita
penuh kebohongan yang dipoles sedemikian rupa, sehingga menarik minat jemaat
untuk beribadah, atau bertobat. Seperti halnya dengan yang dikatakan Bung Hai-Hai
dalam banyak tulisannya di Blog pribadinya di Wordpress, tentang bertobat atau
hanya pindah gereja?
Dikota
saya juga pendetanya sangat perfeksionis, selalu ingin semuanya sempurna, baik
dari segi organisasi, maupun dari segi penampilan, sampai GAPTEK pun
dibela-belain pakai ipad. Sempurna untuk Tuhan tidaklah salah, namun jika
berdoa dipinggir jalan agar semua orang tahu dia sedang berdoa,…..?
Itu hanya kelakuan ahli taurat dan orang-orang farisi!!!
Dan tahukan anda, apakah yang akan dikatakan iblis bila
menghadapi pendeta-pendeta seperti itu?
Tetapi roh jahat itu menjawab: "Yesus aku
kenal, dan Paulus aku ketahui, tetapi kamu, siapakah kamu?" Kisah Para Rasul 19:15
Menjadi publik figur tidaklah mudah, jika seorang jemaat
mengatakan seperti ini, maka tentu saja ada yang kebakaran jenggot dan
mengatakan bahwa mana ada manusia yang sempurna,pendeta juga manusia. Yang jadi masalah, untuk Tuhan kok
selalu ada kata permakluman. Bagaimana dengan yang namanya totalitas.
Lain
ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya,….salah seorang sahabat saya di kota yang berbeda pun
harus rajin mengelak ketika seorang yang mengaku rohaniwan Kristen atau seseorang
pembesar Kristen meminta disediakan “TEMAN” ketika malam menjelang. Dengan
melihat semua ini, terlintas suatu rasa ngeri dan perasaan jijik . Lalu,mau
jadi apa kekristenan jaman sekarang ini? Sungguh menakutkan dan amat miris mendengarnya.
Bukan
sampai disini saja, mereka juga ada yang tak malu untuk meminta tarif tinggi
untuk sekali kunjungan kotbah. Percaya atau tidak, semua ini sudah jadi rahasia
umum. Namun dibalik semua itu, sekali lagi saya tidak menggeneralisir, karena masih
ada pendeta berhati mulia yang tak memasang tarif untuk setiap pelayanannya.
Pemikiran
kita mungkin terkaget saat mendengar berita tentang Korupsi di departemen yang
mengatasnamakan suatu agama. Tetapi bagaimana dengan Kekristenan? Apa jenis
Korupsi yang telah kita lakukan terhadap sesuatu yang bernama "FIRMAN
TUHAN" atau KEHENDAK TUHAN???
Sangat
banyak!
Firman-Firman
yang bukan dari Tuhan... Firman-Firman yang hanya
"menyenangkan"
telinga pendengarnya, Persaingan untuk menunjukkan "WAHYU baru",
"PENGAJARAN baru" dan kadang memaksakan hikmat dari dalam diri
mereka sendiri dan menjadikan alkitab sebagai pendukung cerita dan kesaksian
mereka. Bukankah seharusnya mereka mendukung inti dari firman Tuhan, bukan
malah sebaliknya, yaitu firman Tuhan mendukung cerita mereka?
Selain
daripada penglihatan maupun mimpi dan juga katanya wahyu yang sering mereka
dapatkan dari Tuhan secara langsung, mereka juga kadang berbicara akan banyak
hal yang tidak sesuai dengan apa yang diajarkan oleh firman itu sendiri.
Seperti halnya pendeta yang berbicara tentang okultisme. Getol membicarakan
tentang dunia gaib, dan lainnya, seperti yang banyak dilakukan oleh Tony Daud
dan pendeta lainnya.
Cerita mereka bagi saya sangat mengada-ngada. Bung Hai –Hai telah banyak
mengulitinya dalam banyak tulisan diblognya mengenai hal-hal tersebut. Namun
mereka seolah tuli dan tak mau mendengar, serta enggan membaca. Mengapa
demikian? Mereka takut.
Mereka takut kehabisan cerita kalau berbicara tentang
firman Tuhan semata, tanpa dibumbuhi dengan hikmatnya sendiri. Jika seorang
hamba Tuhan benar –benar dipakai Tuhan, tentunya bukan dia lagi yang
berkata-kata, melainkan Roh Kudus.
Jika
benar adanya Tuhan yang berbicara melalui para pendeta tersebut, maka inti dan
pokok bahasan yang akan dikotbahkan tak akan pernah kehabisan bahan cerita.
Berbeda dengan pendeta yang menggunakan hikmatnya sendiri namun
mengatakan semuanya adalah hikmat yang Tuhan berikan, dan menipu jemaat dengan
bualannya.
Kenapa mereka pada akhirnya menjadi stagnan?
Itu disebabkan karena mereka hanya mengandalkan cerita
mereka sendiri dengan memaksa alkitab sebagai pendukungnya. Karena hal itulah
pada akhirnya mereka jadi terus berimajinasi untuk mencari cerita-cerita yang
sama sekali tak berhubungan dengan apa yang dikatakan dalam FIRMAN TUHAN, tapi
bisa membuat jemaat tertarik dan membenarkan cerita melalui kotbah yang
diberikannya.
Perlu diingat, bahwasannya mereka akan terus mereka-reka
dan berimajinasi, berkata tantang kata-kata mereka sendiri. Berkata - kata
tentang pemikiran mereka sendiri, yang pada akhirnya justru kehilangan makna
asli dari apa yang firman Tuhan itu katakan.
Padahal,
jika kita mau berhenti sebentar dan mencoba membaca lagi "SEKILAS"...
yah... hanya SEKILAS saja pada apa yang dilakukan oleh murid-murid KRISTUS pada
permulaan GEREJA, kita mungkin hanya akan tertunduk malu, karena fokus mereka
bukan pada WAHYU baru, PENGAJARAN baru, PASTORI atau GEDUNG baru, atau apapun
itu yang bisa dijadikan lambang KEMEGAHAN pada jaman sekarang.
Mari sempatkan melihat di Kisah
Para Rasul 2:42-47,
|
Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul
dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan
berdoa.
|
|
Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan
banyak mujizat dan tanda.
|
|
Dan semua orang yang telah menjadi percaya
tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama,
|
|
dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu
membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.
|
|
Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari
dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara
bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati,
|
|
sambil memuji Allah. Dan mereka disukai
semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang
diselamatkan.
|
Pernah membayangkan kisah seperti ini terjadi di jaman
kita pada hari ini??? Semua orang menjadi "BEING
GENEROUS"... murah hati..., disukai, terjadi mujizat dan tanda,
dan tanpa perlu publikasi hebat dan event-event besar namun tiap-tiap hari
Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.
Bukankah hal ini yang sangat DIGEMBAR - GEMBORKAN dan
diinginkan, dan di PERLOMBAKAN hari-hari ini... PENJANGKAUAN JIWA-JIWA...
BERAPAPUN HARGANYA... dsb...
Tapi ironisnya, gereja dan juga hamba-hambaNYA melupakan
SOP gereja mula-mula ini... Ahhhh... menyedihkan, Hai-Hai bilang mengenaskan!
Apakah ini sebuah protes satu arah saja? Tentu saja tidak.
Tepatnya
ini bisa menjadi sebuah perenungan kita bersama, ya kita bersama, karena mereka
telah mengenakan label "Pendeta ( Pelayan Tuhan)" .Namun perlu
diingat bahwa sebenarnya jika kita telah memberi diri kepada Tuhan maka
kita juga disebut Pelayan Tuhan atau Hamba Tuhan. Anda dan saya.
Mari
mengingat sebuah nasehat lama di Pengkotbah 12:14, Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke
pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang
tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat.
Dan mari
kita menuruti nasehat yang tertulis di 1 Petrus
1:17, Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa,
yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang
menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama
kamu menumpang di dunia ini.
Blog ini
benar-benar ditulis karena semakin hari jemaat dan hamba Tuhannya semakin
bersaing, bersaing dalam arti, menjadi rancu, mana sebenarnya yang diinjili dan
siapa yang menginjili, siapa yang pendeta siapa yang jemaat, siapa yang harus
menjadi Hamba Tuhan seperti Simon Petrus, ataupun Paulus, dan siapakah
sebenarnya yang layak menjadi pendeta, jika tingkah lakunya tak ubahnya seperti
jemaat ? (Yang tentu perlu bimbingan dari para pelayan Tuhan).
Mereka
bisa membaca, namun belum tentu mengerti. Mereka bisa membaca, tapi belum tentu
memahami, dan mungkin tak sedikit yang latah dan ikut-ikutan menafsir.
Bukankah
alkitab sudah seharusnya dipahami tanpa harus ditafsir sesuai dengan
keinginannya sendiri?
Erapkali para jemaat yang telah terhasut dengan angin
pengajaran yang ngaco belo ini berusaha mati-matian dengan membela para pendeta
mereka, walau jelas-jelas terbukti sesat dan tidak berlandas pada alkitab. Mereka juga sering
mengatakan,selagi tidak merugikan dan membuat banyak pertobatan, mengapa harus
dikritik?
Jika dari
awal seorang pendeta bersaksi dengan penuh kebohongan, tentulah kiranya pembaca
bisa menebak akan bagaimana jemaat yang berada dalam cerita dan kisah penuh
kebohongan itu? Mereka akan jadi serba memaklumi dan menganggap pada akhirnya,
cerita bohong adalah sah-sah saja asalkan tidak merugikan.Yang lebih parah lagi
jika pendeta yang bersaksi bohong itu tidak merasa jikalau dirinya berbohong
dan menganggap itu sebagai suatu hal yang sah selagi bisa menjangkau banyak
jiwa untuk bertobat.
Mereka
juga pada akhirnya akan ikut bersaksi bohong mengikuti jejak para pendeta nya.
Sebagai seorang jemaat Kristen, saya tidak mau lagi menjadi seorang jemaat
bodoh nan dungu yang gampang menerima pengajaran dan kesaksian dari setiap
pendeta yang berkotbah dengan didasari oleh cerita maupun kesaksian yang penuh
dengan kebohongan.
Kesimpulan
dari arah tulisan ini menegaskan tentang banyak penyelewengan yang dilakukan
para pendeta yang menganggap diri mereka bersih dan diurapi padahal kotor
segelap warna batubara. Mereka (sebagian pendeta) berpenampilan ala duniawi dan
hidup dalam cara-cara duniawi namun mengatakan semuanya itu didapatkan karena
mereka melayani Tuhan. Mereka menjadi lupa diri dan sudah berada dalam PW
(Posisi Wenak) yang enggan untuk hidup dalam kesederhanaan seperti yang
dilakukan junjungan mereka sendiri, Tuhan Kita Yesus Kristus.
Namun
dibalik semua itu, para pendeta yang hidup dalam kesederhanaan, dan dalam
dedikasi yang luarbiasa, tidak terekspos sama sekali karena mereka enggan
menjadi selebritis seperti halnya rekan – rekan mereka sendiri yang hidup dalam
surganya dunia. Mereka bersaksi dan berkotbah dengan bimbingan Tuhan
tanpa mencaci, tanpa berimajinasi, dan tanpa berkata bohong.
Mereka menyerahkan sepenuhnya pelayanan mereka seperti
halnya Tuhan Yesus berkata : Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa
bekerja dan tanpa memintal, Matius 6:28
namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam
segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.
Matius 6:29
Dan perlu kita ingat, seperti yang kemudian Yesus
katakan:
Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata:
Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami
pakai ? Matius 6:31
Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak
bagi-Ku. Matius 10:38
Terimakasih
kepada Iik J,untuk semua bantuan dan pemikiran yang tertuang, demi terciptanya
blog ini, karena tanpa pemikiran nya yang ajaib, maka blog ini tak akan pernah
tuntas untuk kami postingkan.
Juga
terimakasih untuk Joli yang tulisannya dicopas untuk mendukung penulisan blog
ini, maupun Bung Hai Hai yang pemikirannya banyak menginspirasi saya.
Bukan
karena ingin menunjukkan kami membenci
mereka para pendeta, namun kami lebih
merasa, bahwa kami , anda dan juga semua
yang membaca blog ini,perlu merenung karena kita juga layak disebut sebagai
hamba Tuhan, tak ubahnya seperti mereka pendeta – pendeta yang bergelar
terhormat dengan kependetaannya.
Kita
semua mempunyai tugas meneceritakan tentang semua kabar gembira akan FirmanNya,
tanpa kebohongan.Tanpa pencitraan, dan tanpa semua cerita karangan yang pada
kenyataannya tidak pernah terjadi sama sekali. Walaupun banyak yang
mengatakan,selagi tidak merugikan dan mejangkau banyak jiwa, kenapa harus
diributan? Bukankah Penuai sedikit? Dan jemaat banyak dan butuh bimbingan?
Namun
bisa anda bayangkan, jika dari awal cerita yang disodorkan sudah mengandung
unsur kebohongan dan manifestasi cerita palsu, lalu apa semua jemaat yang percaya
tidak menjadi salah? Mereka akan salah karena dilandasi dengan kebohongan.
Jika
demikian adanya, lalu apa gunanya menyampaikan firman jika penyampainya sendiri
tidak bisa menjadi pelayan yang setia? Yang gemar mengada-ngada? Untuk itu,
perlu sekali adanya kesadaran untuk masing- masing pribadi agar tidak
terjerumus dalam angin pengajaran yang salah dan bagi para pelayan Tuan untuk
tidak menjerumuskan jemaat karena pengajarannya yang menyimpang dari ajaran
alkitab.
Smile